Buat Apa Susah,Susah Itu Tak Ada Gunanya

Iqbal Perdana:
Sulit merupakan wujud dari
tingkat kesulitan yang tinggi.Di era modern seperti saat ini,banyak orang yang
mengatakan “serba susah”.”Wah,kalau sekarang yang mudah itu hanya buang
air”,ujar rian,seorang mahasiswa.Menurutnya segala sesuatu itu sulit,lantas
mengapa sulit?,bukankah tidak ada yang lebih sulit dari pada hidup?

Rian menambahkan,sebenarnya yang
membuat sulit itu bukan hal yang sedang dihadapinya,melainkan tata cara manusia
itu sendiri,bagaimana ia menyikapi,melakoni,peka terhadap masalah,dan
menyelesaikan persoalan tersebut.Jika manusia itu tidak mampu untuk memenuhi
itu semua,makan pun seperti makan “duri”.
“Santai saja,tetapi harus serius
dan ikhlas”,sambungnya.

Jika ditelaah lebih
lanjut,sebenarnya setiap masalah yang sedang dihadapi tidak ada unsur pemaksaan
untuk menyelesaikannya,setuju?Sebagai contoh,Si A sedang dihadapi masalah
ekonomi,Ia menabrak seseorang dan harus bertanggung jawab atas
perbuatannya.Karna Si A sedang bermasalah dengan keuangan,apa yang akan
dilakukan Si A?,Nah,disini ada 3 kemungkinan.Pertama,ia bertanggung jawab atas
perbuatannya tanpa memikirkan masalah pribadi yang ia miliki.Kedua,ia meminta
maaf kepada keluarga korban dan berterus terang bahwa factor ekonomi yang
membuatnya berat untuk mengobati luka-luka korban.Ketiga,ia kabur tanpa jejak.Dalam
hal ini,kaidah kesusilaan berlaku.Kaidah kesusilaan sangat berhubungan dengan
manusia sebagai individu,karna kaidah ini menyangkut kehidupan pribadi
manusia.Kaidah susila merupakan peraturan hidup yang benar dari hati nurani
manusia.Kaidah ini menentukan perbuatan mana yang baik dan perbuatan mana yang
buruk.Jadi kaidah susila melarang manusia berbuat jahat,karna hal itu dirasakan
bertentangan dengan kesusilaan dalam hati nurani setiap manusia hidup yang
normal.

Jika Si A menyikapi masalah itu
dengan baik,tentu ia akan berfikir dan berbuat sesuatu yang menomor satukan
tanggung jawab,di tambah dengan lakonan sebagai Si “petanggung Jawab”,suasana
riuh,kepanikan kumpulan masa yang berada di tempat kejadian akan reda,karna
sebut saja ia meminta maaf tentang apa yang terjadi,menenangkan masa dengan
langsung membawanya ke RS,dan lain sebagainnya.Karna ia peka terhadap masalah
yang dialaminya,ia tidak akan mengitari masalah tersebut,ia akan menyelesaikannya
dengan besar hati dan memikirkan nasib korban terlebih dahulu ketimbang dirinya
sendiri.Serta yang terakhir menyelesaikan masalah tersebut dengan
sempurna,tidak meninggalkan bibit masalah lain.Dalam arti,menuntaskan masalah
itu sampai ke akar-akarnya,tidak bertele-tele.

Faktanya,tidak ada masalah yang
tidak sanggup di hadapai oleh manusia.Sang Pencipta Alam Semesta Berfirman
dalam surah Al-Baqarah ayat 286 :


لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْسًا
إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا
إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا
بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya :
Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (QS, 2:286)

Maka berbuatlah.

Komentar

Postingan Populer